MENSYUKURI MUSIBAH

Dalam kehidupan, kita akan selalu bertemu 2 hal yang berpasangan, siang dan malam, kebahagiaan dan kesedihan, suka dan duka, pria dan wanita, anugerah dan musibah. Dua hal tersebut adalah pasangan yang saling melengkapi. Wujudnya mungkin berbeda, tapi semuanya berasal dari sumber yang sama yaitu dari Allah Swt. Seringkali kita dengan mudah bersyukur atas anugerah yang kita terima, tapi ternyata tidak mudah untuk menikmati musibah yag menimpa kita.

Syukur secara bahasa artinya adalah berterima kasih kepada Allah Swt. Tapi secara maknawi, bukan hanya sekedar ucapan dalam lisan dengan mengucapkan “Alhamdulillah” tapi juga mengakui dalam hati, lisan dan tindakan atas semua anugerah dari Allah yang berlimpah.

Dalam Al Quran surat Luqman ayat 12, Allah berfirman:

وَلَقَدْ اٰتَيْنَا لُقْمٰنَ الْحِكْمَةَ اَنِ اشْكُرْ لِلّٰهِ ۗوَمَنْ يَّشْكُرْ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ

Sungguh, Kami benar-benar telah memberikan hikmah kepada Luqman, yaitu, “bersyukurlah kepada Allah! Siapa yang bersyukur, sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri. Siapa yang kufur (tidak bersyukur) seesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Terpuji.

Dari ayat tersebut, dijelaskan bahwa saat kita bersyukur, sesungguhnya itu untuk diri kita sendiri. Maka saat kita bersyukur atas musibah yang menimpa kita, hakikatnya kita sedang menempa diri untuk mencari hikmah dalam setiap musibah. Musibah bukanlah tanda bahwa Allah membenci kita, tapi sebaliknya adalah tanda bahwa Allah mencintai kita. Disebutkan juga dalam sebuah hadis bahwa Allah akan menguji hamba yang dicintai-Nya. Hadis tersebut berbunyi

إذَا أحَبَّ اللّه قَوْمًا اِبْتَلَاهُمْ

 Jika Allah mencintai suatu kaum, maka mereka akan diuji . (HR. Thabrani)

Maka saat kita diterpa banyak musibah, ingatlah bahwa kita sedang dicintai Allah, dan kita harus mencari makna terdalam dari musibah yang menimpa kita. Seringkali musibah adalah anugerah yang disamarkan dan menjadikan kita lebih kuat dan lebih baik dari sebelumnya.

Kita juga harus menghayati bahwa sebenarnya jika dibandingkan, lebih banyak anugerah yang Allah berikan pada kita, dibanding musibah yang kita terima. Maka bersyukur atas musibah yang kita alami, adalah sebuah keharusan. Karena sejatinya, tidak ada kejadian buruk bagi orang beriman. Semua yang datang dari Allah adalah kebaikan, hanya persepsi kita saja yang memahami nya sebagai keburukan.

Mensyukuri anugerah biasanya mudah dilakukan oleh kita, namun mensyukuri musibah itu membutuhkan latihan. Maka mensyukuri musibah dan anugerah dengan kualitas yang sama, menjadi keterampilan yang harus kita latih terus. Menyamakan keduanya, bukan berarti mengabaikan rasa sakit, tetapi menyadari bahwa dibalik semua kejadian, ada rencana Allah yang lebih baik.

Maka orang yang mampu mensyukuri musibah sebagaimana mensyukuri anugerah, adalah orang yang telah melampaui rasa sakit dan menggenggam hikmah. Mereka memandang hidup bukan hanya dari permukaan yang terlihat, tapi menghayati lebih dalam lagi yaitu pada makna yang tersirat. Mensyukuri musibah dan anugerah adalah sarana untuk mendekatkan diri pada Allah, karena pada musibah ada pelajaran, penghapusan dosa, peningkatan derajat dan jalan menuju kesempurnaan iman. Maka, marilah kita latih terus diri kita untuk bisa mensyukuri musibah, sebagaimana kita mensyukuri anugerah. (EN)

Similar Posts