Oleh Ahmad Imam Satriya
Dokumen Pak Muslih
Seorang sahabat mengirimkan foto via whatsapp, memperlihatkan beliau bersama siswa asuhnya, duduk bersama menikmati hidangan berbuka puasa dalam sebuah ruangan di lingkungan madrasah. Terlihat wajah bahagia, yang terabadikan di dalamnya. Saya pun memberi respon, ikut senang. Tidak terasa semua kembali seperti semula.
Semua sibuk lagi, seperti terlihat dalam foto tadi. Kegiatan gura siwa yang biasanya hanya dilakukan di masjid, sudah berkembang lebih luas menjadi buka puasa bersama. Itulah kegiatan gura siwa yang sesungguhnya. Bahkan bukan hanya itu, tetapi juga banyak yang lain, yang biasa kita lakukan dulu, seperti berkunjung ke rumah guru, berolahraga bersama, dan jalan-jalan luar kampus. Bagi saya, apa yang diperlihatkan rekan itu adalah sebuah tanda positif.
Saya juga merasakannya saat mendampingi kegiatan Sonic Linguistic 2023 yang belum lama diselenggarakan oleh OSIS. Siswa menyiapkannya dari jauh hari, mulai dari sosialisasi, teknikal meeting, sampai pada pelaksanaan yang berlangsung selama lima hari. Mereka terlihat sangat bersemangat. Mulai dari memasang panggung dan tenda di tengah lapangan, menghias gedung pendidikan, gedung serba guna, gedung PPT, sampai pada membuat gerbang kedatangan yang letaknya tidak jauh dari pos keamanan. Opening ceremonipun terasa sangat meriah.
Opening Ceremony Sonic Linguistic 2023, Dok Pri
Setelah Sonic Linguistic kemudian hadirlah studi kolaboratif yang diadakan oleh bidang kurikulum. Siswa per angkatan pergi belajar ke luar kampus. Kelas sepuluh ke Pulau Pari, kelas sebelas ke Bandung, dan kelas dua belas ke Jakarta. Semuanya membawa kesenangan dan keceriaan. Belum habis sampai di sana, giliran kelas sepuluh mengadakan I-Fun, sebagai salah satu agenda di bulan Ramadhan. Bukan hanya mengundang siswa luar untuk berlomba, tetapi juga penceramah dan bintang tamu untuk memeriahkan suasana. Bahkan InsyaAllah di bulan Mei nanti, akan ada puncak kegiatan I-Care, kegiatan bakti sosial siswa pada masyarakat sekitar.
Kondisi itu membuat saya senang, tidak menyangka merasakan atmosfir seperti ini, setelah lama dilanda pandemi. Alhamdulillah, MAN Insan Cendekia Serpong is back!
Apa yang kami rasakan ini wajib disyukuri. Bisa Kembali seperti dulu dalam keadaan sehat walafiat. Bisa beraktivitas seperti sedia kala. Namun memang bukan perkara mudah. Butuh semangat untuk mengangkat gairah, butuh kerja ekstra keras untuk mengubah suasana, karena pandemi mengubah banyak hal, dari kebiasaan belajar, berperilaku, sampai pada aktivitas di pagi hari.
Beragam aktivitas di pagi hari seperti bangun tidur, solat subuh berjamaah di masjid, mandi pagi, dan sarapan perlu dikembalikan ke semangat semula. Kalau selama pandemi, dengan pembelajaran online di rumah, kita mungkin terbiasa makan dan mandi pagi terlambat, di masa sekarang harus lebih cepat, karena kondisi sudah tidak lagi darurat. Kalau biasanya kita malas belajar karena sering rebahan, sekarang harus diubah menjadi rajin belajar untuk masa depan.
Ya, rajin belajar, karena itu prioritas kita.
Belajar merupakan tugas utama di madrasah, lebih utama dari kegiatan ekstra lainnya. Mengkondisikan diri untuk ke arah sana wajib dilakukan. Bukan hanya untuk aktivitas di pagi hari, namun juga untuk hal lainnya seperti perilaku dalam belajar. Memperhatikan adab terhadap guru, adab di dalam kelas, adab keseharian di madrasah, berpakaian dengan rapih dan mematuhi semua aturan. Terlebih kita berada di lingkungan yang islami, mandiri dan sarat dengan prestasi.
Salah satu hal yang patut menjadi perhatian dalam belajar adalah saat melaksanakan ulangan harian, ujian semester, atau ujian lainnya. Bagaimana kita bisa menyiapkannya dengan baik dan berlaku jujur, tidak menyontek dan tidak bekerja sama dengan teman. Kejujuran dalam melaksanakan ujian sangat penting karena itu yang akan terbawa sampai kita dewasa. Jika kita terbiasa jujur, insyaAllah hidup akan menjadi lebih baik, namun jika tidak, bisa jadi hidup kita akan penuh dengan malapetaka, karena bukan nilai positif yang kita bawa melainkan nilai negatif, seperti suka berbohong, berbuat curang, dan berlaku tidak adil.
Jika kita bisa lakukan semua proses belajar dengan baik, mengikuti seluruh adab, insyaAllah hasilnyapun akan baik.
Untuk membiasakan mengutamakan belajar dibanding kegiatan ekstra lainnya atau menjadikan sebuah kegiatan sebagai sebuah prioritas, sebenarnya tidak sulit, karena sebagai seorang muslim, kita sudah terbiasa mempunyai prioritas utama dalam beribadah, yaitu solat, itu yang akan dihisab pertama di akhirat nanti. Jika solatnya bagus, insyaAllah yang selanjutnya akan bagus.
Dalam sebuah hadits dikatakan
“Sesungguhnya yang pertama kali dihisab pada diri seorang hamba pada hari kiamat dari amalnya adalah solat. Jika solatnya baik, sungguh ia beruntung dan sukses. Jika rusak solatnya, sungguh dia menjadi orang yang merugi” (HR Dawud, Nasai, dan Tirmidzi)
Jelas dalam hadits di atas, solat menjadi prioritas utama kita. Jika waktunya solat datang, kita harus siap bergerak ke masjid dan melaksanakannya dengan baik. Begitupula dengan keberadaan kita di madrasah ini, saat waktunya belajar tiba, kita harus siap melaksanakannya dengan prima. InsyaAllah hasilnyapun akan baik. Pada kenyataannya di sini, belajar dan solat adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Keduanya mewakili Iptek dan Imtak yang menjadi prinsip kami selama ini.
Kembali kepada foto yang dibagikan oleh teman, saya ikut senang. Saya bahagia bisa berada di sini dengan suasana yang seperti dulu, penuh gairah dan bersemangat. Semoga kita bisa memanfaatkannya dengan baik untuk belajar dan beraktivitas seperti biasa sehingga hasilnya bagus dan mencapai target yang maksimal.
Akhirul kalam, semoga Allah Jalla Jalaluhu memudahkan segala urusan kita. Aamiin
Wallahu a’lam