Sabtu, 2 September 2023. Seperti yang kita ketahui bersama untuk
melanjutkan studi ke PTN sekarang ini banyak caranya. Kita bisa melalui Seleksi
Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT),
Jalur Mandiri, Jalur Raport, dan Jalur Kemitraan. Begitu juga dengan
Universitas Gajah Mada (UGM) yang membuka banyak macam jalur untuk siswa MA/SMA
yang berminat kuliah di UGM. Hanya saja dengan banyaknya jalur yang dibuka
untuk kuliah di sana, siswa MAN Insan Cendekia Serpong yang diterima di UGM
tidak sebanyak ITB dan UI. Padahal jumlah siswa yang daftar hampir sama. Sebagai
informasi, tahun 2020 sebanyak 9,09%, tahun 2021 sebanyak 13,39%, 2023 sebanyak
13,4%, dan tahun 2023 hanya 14%.
Untuk meningkatkan jumlah siswa yang diterima di UGM tahun 2024, Tim
Pengembang Kurikulum MAN Insan Cendekia Serpong melakukan audiensi dengan TIM
DPP UGM pada hari Selasa, 29 Agustus 2023 secara daring. Audiensi ini sendiri
dihadiri oleh unsur jajaran pimpinan dan Tim Pengembang Kurikulum. Sedangkan
dari UGM dihadiri oleh Kasubdit Penerimaan, Ibu Anindhita Prita Pradiptia,
S.Sos., M.Sc, Koordinator Penerimaan Mahasiswa baru UGM, Bapak Ahmad Sulaiman,
S.Pd., M.Pd, Koordinator Promosi dan Kesekretariatan, Ibu Sri Haryanti., M.Pd.,
M.Pd.
Dari audiensi tersebut terjawab beberapa isu seputar penerimaan
mahasiswa baru UGM. Pertama, UGM adalah universitas negeri nasional yang tidak
menerapkan sistem zonasi. Setiap siswa mempunyai peluang yang sama untuk
menjadi mahasiswa UGM tanpa dilihat asal daerahnya. Kedua, jalur prestasi
memadukkan nilai rapot dan prestasi. Untuk rapot, nilai tinggi belum menentukan
kelulusan karena dilihat juga kestabilan nilai nilai tiap semesternya. Prestasi
hanya tingkat nasional sampai juara 5. Ketiga jalur tes berdasarkan nilai UTBK.
Setelah melakukan audiensi secara daring, Tim Pengembang Kurikulum
melakukan kunjungan ke Fakultas Fisipol UGM pada hari Kamis, 31 Agustus 2023. Rombongan
disambut oleh Sekretaris Fakultas dan Humas, Bapak Alfian Nurdiansyah, S.I.P., MSc., M.A.
Dalam pertemuan ini, kembali Tim Pengembang Kurikulum mendapat informasi yang
lebih mendalam terkait penerimaan siswa baru di UGM. Salah satu info yang
didapat bahwa sejak terjadinya Covid-19, siswa yang mendaftar ke UGM membludak.
Ditambah lagi, berdasarkan hasil survey dan penelitian dari beberapa lembaga
yang menempatkan UGM sebagai PTN peringkat pertama, minat masyarakat untuk
berkuliah di UGM semakin tinggi.
Dari pertemuan tersebut, dapat disimpulkan walaupun semakin banyak
jalur yang dibuka untuk masuk UGM, persaingannya tetap ketat. Apalagi dengan
jalur madiri UGM yang tidak hanya melihat dari segi akademis saja, aspek
prestasi siswa pun menjadi pertimbangan utama. Prestasi siswa yang sudah dikurasi oleh Puspresnas dan tingkatnya
di nasional. Bahkan, untuk beberapa jurusan ada tambahan tes dan syarat,
persaingan masuk menjadi lebih sulit.
Selain ke UGM, Tim Pengembang Kurikulum melakukan studi tiru ke SMA
Negeri 1 Teladan Yogyakarta. Studi Tiru lebih kepada Implementasi Kurikulum
Merdeka dan Program Cambridge. Kenapa kami ke sana? Karena sejak tahun 2005, sekolah ini
mendapatkan sertifikasi dari Universitas Cambridge untuk menjadi Cambridge
Center dan merupakan sekolah negeri pertama di Indonesia yang
menjadi Cambridge Center. Banyak Sekolah dari seluruh Indonesia yang
mengikuti Cambridge International Examination yang dilakukan 2
kali setahun di SMA Negeri 1 Yogyakarta.
Dalam audiensi ke UGM dan Studi Tiru ke SMA Negeri 1 Yogyakarta, kami
mendapat bonus. Kami disambut dengan penuh kehangatan oleh Alumni yang kuliah
di UGM maupun yang tinggal di Yogyakarta seperti Dayu dan Cendra. Kami pun
terlibat percakapan yang penuh dengan kegembiraan sampai-sampai lobi hotel
tempat kami menginap menjadi ruang reuni temu kangen dadakan antara guru dan
para siswanya. Tidak cukup di lobi hotel, kami pun berpindah tempat ke warung
angkringan di dekat hotel. Pertemuan hangat yang membawa kami sampai larut
malam. Terima kasih para alumni yang penuh kehangatan menyambut kami. (RP)