PEMBANGUNAN ASRAMA BARU
Bersandar pada sistem pondok pesantren, MAN Insan Cendekia Serpong
mewajibkan peserta didiknya untuk tinggal di asrama (Boarding School). Untuk
memantau aktivitas para siswa di asrama, dibentuklah Tim Keasramaan yang di
dalamnya terdiri atas: pimpinan keasramaan, staff asrama, juga tak luput dengan
wali asrama. Seorang wali asrama ditugaskan untuk membina satu angkatan agar
suasana menjadi kondusif. Mengingat tugas dan tanggung jawabnya, maka menjadi
suatu keharusan untuk wali asrama bermukim di lingkungan MAN Insan Cendekia
Serpong.
Sejatinya, MAN Insan Cendekia Serpong merupakan madrasah yang memiliki
kualitas unggul. Tenaga pendidik, seperti guru dan wali asrama memiliki
dedikasi serta semangat yang tinggi dalam menjadikan siswanya sebagai generasi
yang berakhlak, juga bermartabat. Rasa kekeluargaan sesama civitas pun sudah
melekat kuat dalam nilai luhur Insan Cendekia. Jalinan tali kasih terus dipupuk
dalam berbagai hal, salah satunya dengan memberikan fasilitas kepada siswa
berupa rumah guru yang senantiasa terbuka lebar dan menerima mereka yang hendak
meminta bantuan kepadanya. Adapun pembangunan asrama yang sedang digiatkan,
saya berharap bangunan tersebut dapat berdiri kokoh dan menjadi tempat yang
nyaman, tentram, serta kondusif untuk semua yang ada di dalamnya.
Sebagai informasi tambahan, rumah wali asrama sering juga disebut dengan
rumah bimbingan karena selain menjadi tempat pembimbing para siswa di malam
hari. Para wali asrama juga merangkap menjadi guru bina asrama. Rumah guru ini
berdekatan dengan gedung asrama siswa. Bangunan ini dibuat dengan gaya yang
khas. Satu atap untuk dua rumah guru yang hanya berjarak lima langkah kaki.
Selanjutnya, jika kamu pernah mengunjungi atau melihat Pura yang memiliki
banyak anak tangga untuk mencapai sana, pasti kamu akan merasakan sensasi itu
ketika mengunjungi rumah guru di IC Serpong. Rumah guru dan wali asrama di IC
Serpong tidak semata-mata menjadi tempat istirahat guru saja, namun menjadi
tempat yang nyaman untuk siswa belajar bersama guru secara langsung. Tak
jarang, siswa mendatangi rumah guru pada malam hari untuk bertanya lebih lanjut
terkait materi yang kurang dipahami.
Sesekali siswa juga meminta izin kepada salah satu wali asramanya untuk
mengerjakan tugas yang belum selesai di balkon rumah guru. Misal, ketika tugas
KTI sedikit lagi selesai, siswa melanjutkannya di balkon rumah wali asrama. Di
balkonnya terdapat sedikit pekarangan dan di sekitarnya banyak pohon yang
berumur tua. Sehingga saat itu hanya terdengar suara ketikan laptop, jangkrik
yang bersautan. Karena banyak pohon rindang, angin sepoi-sepoi pun menyapa
lembut wajah ini. Nikmat sekali. Saking nikmatnya, pada akhir pengerjaan tak
terasa terdapat bentol-bentol merah yang timbul di kaki dan tangan.
Namun, kini sulit rasanya mengingat masa itu lewat bukti fisik. Jajaran pimpinan
madrasah terus berinovasi dan mengembangkan sekolah ini agar bukan hanya
terbaik pada bidang kurikulum dan pendidikan saja, namun juga pada bidang
sarana-prasarananya. Saat ini sudah beredar kabar bahwa akan terjadi sedikit
banyak perombakan pada lingkungan asrama, khususnya gedung asrama ikhwan yang
akan diperluas dan dirombak menjadi 4 lantai . Hal ini berimbas pada rumah Bu
Reisa yang sekarang hanya menyisakan hamparan luas beralaskan puing-puing
kenangan. Kenangan manis yang sekarang hanya tersimpan dalam sanubari.