Oleh : Aqilla Aswan Saqina X.4
Pada pukul tiga pagi, kami sudah bersiap-siap melakukan keberangkatan. Hari Selasa, 23 Januari 2024, kampus MAN Insan Cendekia Serpong tercinta akan kosong diisi debu. Ketiga angkatan mulai dari Lascaren, Calastra, dan Adulan akan melaksanakan acara rutin semester yaitu Studi Kolaboratif (Stukol). Acara ini diselenggarakan dengan motif P52RA MAN Insan Cendekia Serpong untuk kelas X yang mengusung tema Kewirausahaan. Oleh sebab itu, kami akan mengunjungi pabrik-pabrik serta tempat produksi. Acara ini akan dilaksanakan dua hari satu malam, dengan tujuan spesifik dari Angkatan 29 yakni Kota Dodol, Garut.
Keempat bus telah berjajar rapi tepat di tengah-tengah lapangan sepak bola kami. Kami dibagi menjadi empat bagian absensi yang dipilih secara acak untuk menempati keempat bus yang telah tersedia. Setiap bus dilengkapi dengan 3 guru pengawas. Jam 06.00 WIB, bus kami secara serentak pergi meninggalkan kampus. Perjalanan kami menghabiskan kurang lebih lima jam lamanya, kami hanya berhenti sekali di rest area tol Cipularang, tempat di mana semua Angkatan berkumpul menjadi satu karena kami semua mempunyai tujuan di daerah sekitar Jawa Barat.
Setelah melewati tol dan naik turunnya gunung, kami tiba di destinasi pertama yaitu Pabrik Dodol Picnic, dodol yang menjadi andalan warga Kota Garut. Di sana kami diperkenalkan mengenai bagaimana perusahaan tersebut bisa sampai di titik saat ini, mulai dari sejarah, perkembangan, proses pembuatan langsung, serta berbagai varian produk yang tersedia sekarang. Awalnya kami akan diajarkan langsung mengenai cara pembuatan dodol tersebut, tetapi karena terhalang jam kerja yang sudah terlalu siang, akhirnya kami hanya diperlihatkan bagaimana proses pembuatannya.
Setelah dari pabrik dodol, kami mengubah arah destinasi kami menuju PT. Geothermal Energy yang terletak di Kamojang. Kami melewati naik turunnya bukit sekitar sana dengan penuh semangat menanti apa yang akan kita jumpai di PTE GIC. Tepat jam 14.00 WIB, kami sampai di Kamojang, tempat di mana sumber panas diubah menjadi sebuah energi listrik terbarukan yang ramah lingkungan. Di GIC kami diarahkan ke sebuah teater untuk dijelaskan mengenai sejarah berdirinya dan ditemukan sumber panas di Garut. Terdapat salah satu alumni MAN Insan Cendekia Serpong disana, Kang Cecep Namanya, beliau jugalah yang menjelaskan kepada kami sistematika dan manajemen kerja di GIC.
“Kita beda jauh ya, saya Angkatan 13. Semoga kita bisa bertemu lagi dengan wajah-wajah orang besar kelak nanti”, ucap Kak Cecep (24/01/23).
Setelah sesi teater selesai, kami diajak berkeliling museum kecil serta melihat-lihat miniatur alat pengebor tanah di sana. Sepanjang kegiatan ini kami diharuskan untuk mengisi lembar kerja yang di dalamnya terdapat beberapa pertanyaan dengan bidang mata pelajarannya masing-masing. Kami mencatat semua hal yang telah kami temukan dengan serinci mungkin. Pada detik-detik terakhir sesi kunjungan, kami diajak berkeliling menggunakan bus masing-masing untuk melihat alat asli yang digunakan dalam proses pengolahan sumber panas menjadi energi listrik, seperti turbin, generator, cooling water, pipe, dan lain-lain.
Sesi belajar telah usai, pukul 17.00 WIB. kami pulang ke tempat peristirahatan, Hotel Darajat Pass. Butuh kurang lebih 30 menit lamanya untuk pergi ke sana selepas dari PTE GIC. Perjalanan menuju hotel berundak-undak dan naik turun, untungnya kami tidak mabuk perjalanan. Selama perjalanan, sebagian besar dari kami hanya tidur, dan sebagian lainnya makan atau bahkan bernyanyi.
Darajat Pass merupakan penginapan yang sangat indah, begitupun dengan fasilitasnya. Terdapat kolam renang, pemandian air panas, kantin, flying fox, dan Indomaret tepat di samping hotelnya. Kami dianjurkan untuk berbenah diri sebelum akan melaksanakan sesi Malam Keakraban bersama.
Setelah makan dan salat magrib, kami mempersiapkan diri untuk penampilan kelas di Malam Keakraban pukul 20.00 WIB nanti. Setiap kelas mulai dari X.1 hingga X.7 mendapatkan giliran masing-masing untuk menampilkan apa yang mereka telah persiapkan. Setelah sesi Makrab telah selesai, kami diberikan konsumsi berupa pop mie dan juga hadiah untuk masing-masing kelas sesuai urutan penampilan terbaiknya.
Pukul 22.00 WIB. kami telah diharuskan untuk pergi ke kamar masing-masing untuk menyambut datangnya sunrise di Darajat Pass, walaupun pada akhirnya hanya segelintir orang yang benar-benar bangun tepat waktu atau tidak melebihi jam 06.00 WIB. Sunrise pertama di Garut ini kami sambut dengan saksama, walaupun ada yang telat, Adulan dapat menikmati indahnya matahari terbit bersama. Momen itu kami gunakan untuk berfoto ria, baik itu dengan teman sekelas, teman sedivisi, ibu/bapak guru, maupun teman karib kita.
Matahari masuk ke posisi mulai terik, kami serempak turun pukul 8 pagi, berniat untuk sarapan dan menikmati pemandian air panas. Hari Rabu, 24 Januari 2024, artinya masa Studi Kolaborasi hampir di ujung tombak. Kami menikmati momen-momen terakhir ini dengan khidmatnya, ada yang berenang sepuasnya, mencoba flying fox, atau bahkan hanya sekedar duduk-duduk di saung sekitar.
Azan zuhur berkumandang, saat itu pulalah kami semua bergegas untuk pulang. Sebelum benar-benar pulang, kami mampir ke Pujasega Bale Tingtrim untuk menyantap makan siang, disana merupakan restoran sunda dengan suasana alam yang sangat nyaman. Sepulang dari Bale Tring tim kami pergi ke pusat perbelanjaan oleh oleh bernama SBR. Mayoritas dari kami membelikan oleh-oleh untuk orangtua, Kakak Absen, dan untuk diri sendiri.
Seperti kedatangan, waktu yang kami habiskan untuk perjalanan pulang juga kurang lebih sama. Dengan membawa semua oleh-oleh yang ada, bekal tugas lembar kerja yang belum selesai, serta cucian kotor di tas, kami bersama-sama kembali ke kampus kami tercinta, Insan Cendekia.