MAN Insan Cendekia sebagai
madrasah dengan sistem berasrama (boarding school), dimana seluruh peserta didik
MAN Insan Cendekia diwajibkan tinggal di asrama madrasah. Asrama dimaksudkan
bukan sekedar tempat untuk tinggal peserta didik, melainkan merupakan wadah
rangkaian proses pendidikan di madrasah sehingga dapat dioptimalkan
pelaksanaanya dalam rangka mewujudkan mutu yang diharapkan.
Asrama merupakan aspek
fundamental bagi madrasah yang menggunakan sistem berasrama. Asrama memiliki
posisi yang sangat penting dan memiliki cakupan yang sangat luas sehingga
membutuhkan pengelolaan yang sistematis. Kehidupan di asrama merupakan bagian
yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan peserta didik di madrasah dan di
masyarakat.
Proses pendidikan madrasah berasrama merupakan satu kesatuan, baik kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siang hari maupun malam hari, mencakup semua aspek kehidupan sebagai seorang manusia, baik kebutuhan aktualisasi diri maupun untuk hidup bermasyarakat dan yang lebih penting adalah pengetahuan, pemahaman serta implementasi nilai-nilai keislaman yang berguna untuk kehidupan di dunia dan akhirat.
Tujuan
Pembinaan peserta didik di asrama
bertujuan menciptakan kehidupan yang tertib, rapi, nyaman, mandiri, bertanggung
jawab, tenggang rasa dan kebersamaan serta pembiasaan berbahasa asing di
lingkungan asrama.
Jenis Layanan
Layanan pembinaan peserta didik
di asrama meliputi:
1. Pendidikan Agama Islam,
2. Penguatan implementasi
nilai-nilai keberagamaan,
3. Penguatan keterampilan hidup
bermasyarakat
4. Penguatan keterampilan berbahasa
Arab dan Inggris
Kurikulum Keasramaan
Kurikulum keasaramaan disusun untuk menunjang tumbuhnya ruh keagamaan peserta didik. Kurikulum tersebut meliputi pembinaan salimul aqidah, shohihul ibadah, dan akhlakul karimah. Untuk lebih menjamin perkembangan peserta didik dalam menjalani kehidupan berasrama, diperlukan pendampingan. Pendampingan tersebut dilakukan oleh guru bina asrama dan guru asuh yang berperan sebagai pengganti orang tua di madrasah. Kompetensi yang ditargetkan dalam kurikulum keasramaan adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya siswa yang
berkepribadian Islami, memiliki landasan
akidah yang kuat, istiqamah dalam beribadah, berakhlakul karimah, dan mampu
berkomunikasi dalam bahasa internasional, dengan indikator-indikator sebagai
berikut:
- Siswa memiliki pemahaman akidah
islamiyah yang benar dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
- Siswa memiliki pemahaman tentang
Al-Quran dan Hadis dan mampu bersikap dan berperilaku sesuai ajaran
Al-Quran dan Hadis.
- Siswa memiliki pemahaman tentang
ibadah dan muamalah yang benar dan mampu mempraktekkannya dalam kehidupan sehari
hari sebagai cerminan muslim yang rahmatan lil alamin.
- Siswa memiliki pemahaman tentang
sejarah dakwah Rasulullah saw. dan para sahabat, keunggulan peradaban Islam serta
kemajuan ilmu pengetahuan di dunia Islam.
- Siswa memiliki kemampuan
berbahasa internasional baik dalam bacaan, tulisan, maupun percakapan/komunikasi.
- Siswa memiliki kemampuan melaksanakan
ibadah fardlu 'ain, fardlu kifayah, dan amalan-amalan sunnah.
- Siswa memiliki pengalaman yang
integratif dalam sistem pengajaran dan pembinaan kehidupan sosial dan
keagamaan.
2. Terwujudnya kepribadian yang
tangguh dalam lingkungan yang Islami serta berkemampuan berkomunikasi dalam
bahasa asmg, dengan indikator-indikator sebagai berikut:
Terciptanya praktik kehidupan Islami
di Kampus MAN Insan Cendekia.
3. Penggunaan bahasa bahasa Inggris
dan bahasa Arab dalam suasana akademik dan dalam pergaulan kehidupan
sehari-hari.
4. Karakter belajar yang tangguh ditunjang
dengan keluasan literasi dalam melahirkan siswa yang kritis, kreatif,
komunikatif dan kolaboratif.
Fungsi Guru Bina Asrama
1. Sebagai Fasilitator
Menjembatani kepentingan siswa di
madrasah, dan begitu pula sebaliknya menjembatani kebijakan madrasah terhadap
siswa di asrama.
2. Sebagai Konselor
Membantu siswa dalam
menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi, baik masalah pribadi, hubungan
sosial, kendala dalam belajar, kesehatan, perilaku dan lain-lain, kemudian
dikoordinasikan dengan berbagai pihak yang terkait.
3. Sebagai Pendidik
Mendidik dan membimbing siswa di
asrama yang meliputi :
- Pendidikan aplikatif nilai-nilai
keagamaan, seperti menutup aurat, mengucapkan salam,
bertutur kata sopan, menghormati yang lebih tua, berperilaku santun, dan
lain-lain.
- Pendidikan program keagamaan seperti mengajar Tahsin AI Quran, Tahfizh Al Quran dan
ibadah amaliyah.
- Pendidikan sikap kemodernan,
seperti menghargai waktu, disiplin, mandiri, bertanggungjawab, berpola hidup
bersih, dan lain-lain.
- Pendidikan keterampilan hidup
sehari-hari, seperti keterampilan mengatur ruang kamar, menjemur pakaian,
memilah barang barang bawaan, dan lain-lain.
- Pendidikan keterampilan berbahasa
Arab dan Inggris.
4. Sebagai Penilai
Guru bina asrama memiliki peran
menilai peserta didik yang mencakup sikap spritual, sosial, kepribadian,
keterampilan keagamaan dan keterampilan berbahasa yang akan dituangkan dalam
rapor keasramaan.
Kegiatan Pembinaan Keasramaan
Kegiatan pembinaan keagamaan di
asrama dilaksanakan oleh guru bina asrama dan guru agama sesuai dengan
visi-misi madrasah yaitu untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas
tinggi dalam keimanan dan ketakwaan. MAN Insan Cendekia diharapkan tidak hanya melahirkan calon-calon
pemimpin masa depan yang berbasiskan ilmu pengetahuan dan teknologi semata,
namun juga harus didasari oleh semangat dan religiusitas yang benar sehingga
cita-cita founding father menyiapkan generasi muda yang 'berhati Mekkah dan
berotak Jerman' dapat terwujud.
Sasaran
Subjek sasaran bidang ini adalah
peserta didik MAN Insan Cendekia, yang dilaksanakan secara intensif oleh para
guru yang berada dalam koordinasi wakil kepala madrasah bidang keasramaan, yang
didukung secara penuh oleh berbagai pihak yang berada dalam lingkungan kampus
MAN Insan Cendekia .
Target
Target yang diharapkan dicapai
dalam bidang pembinaan iman dan takwa ini adalah sebagai berikut:
1. Terciptanya kehidupan religius di
kampus MAN Insan Cendekia
2. Terwujudnya calon pemimpin masa
depan yang mempunym landasan iman dan takwa yang kuat.
3. Adanya pemahaman dan kesadaran
yang inhem pada diri peserta didik akan peranan dan tanggung jawabnya sebagai
makhluk pengemban amanat dari Allah swt.
Adanya kesadaran dari peserta
didik akan arti penting dan posisi iman
dan takwa atau religiusitas dalam kehidupan. Karena itu, mereka dituntut harus
mempunyai pemahaman yang holistik pada keseluruhan dimensi kehidupan.
Bentuk Kegiatan
Semua program yang dilaksanakan
di MAN Insan Cendekia dalam bidang pembinaan keagamaan diarahkan pada upaya
memunculkan kesadaran, partisipasi, dan tanggung jawab pribadi peserta didik
sebagai calon pemimpin masa depan.
Program-program pembinaan
keagamaan yang secara khusus dikembangkan di MAN Insan Cendekia adalah sebagai
berikut:
1. Ta'lim Al-Quran
2. Tahsin Al-Quran
Pada saat awal masuk madrasah
peserta didik baru mengikuti matrikulasi keagamaan untuk diuji kemampuan bacaan
Al Quran. Hal ini ditujukan agar peserta didik mampu membaca Al Quran dengan
baik dan benar. Selanjutnya peserta didik akan dikelompokkan sesuai kemampuan
bacaannya. Tahsin Al Quran ini dilaksanakan selama satu semester sebelum
peserta didik mengikuti program pembinaan Tahfizh AlQuran.
3. Tadarus Al-Quran
Ditujukan agar peserta didik
"khatam Al-Quran bi an nazhar" minimal satu kali dalam satu tahun.
Dilaksanakan dua kali pada setiap harinya, sebelum shalat Subuh dan Maghrib. Kegiatan
ini juga untuk membimbing peserta didik yang belum lancar dalam membaca
Al-Quran.
4. Tahfizh Al-Quran
Tahfizh Al-Quran atau hafalan
Al-Quran termasuk di antara program kegiatan pembinaan kehidupan keagamaan yang
pokok di MAN Insan Cendekia. Diharapkan agar para siswa setelah keluar dari
madrasah mempunyai bekal yang cukup dalam kajian agama untuk masa depan mereka.
Kegiatan ini dilaksanakan bakda shalat Maghrib dan/ atau pagi hari sebelum
pembelajaran jam pertama berlangsung, yang dibimbing oleh semua guru agama yang
ada di sekolah, dengan target sasaran yang sudah ditentukan , sesuai jenjang
pendidikan para siswa masing-masing, dan pada saat kelulusan peserta didik
minimal mencapai 3 juz.
5. Tahfizhul Hadis
Tahfizhul Hadis atau hafalan
hadis adalah kegiatan untuk menghafalkan hadits-hadits yang termuat dalam kitab
al Arba'in an-Nawawiyyah karya Imam Nawawi selama tiga tahun keberadaannya di
MAN Insan Cendekia. Kegiatan ini rutin dilaksanakan satu kali dalam satu pekan,
melibatkan semua guru agama dengan target hafalan yang sudah ditentukan sesuai
jenjang pendidikan masing-masing.
6. Kajian Kitab Kuning (Qira'atul
Kutub)
Kajian kitab kuning dilaksanakan secara massal di Masjid dua kali dalam sepekan, dengan membaca kitab
a. Aqaid Awam dan Ta'lim al-Muta'allim,
untuk kelas X
b. Safinatus Najah dan Ta'lim
al-Muta'allim, untuk kelas XI
c. Tafsir Jalalaian dan Ta'lim
al-Muta'allim, untuk kelas XII
Bagi peserta didik yang ingin
memperdalam lebih tentang kajian kitab kuning, disediakan waktu tambahan tersendiri.
7. Pembinaan lbadah Amaliyah
Peserta didik diharapkan dapat
melaksanakan ibadah amaliyah yang mencakup:
Shalat lima waktu berjamaah,
shalat sunnah rawatib, shalat tahajjud, shalat dhuha.
Puasa Ramadhan, puasa sunnah
Senin Kamis, puasa Daud, puasa ayyamu bidh, dan puasa sunnah lainnya.
8. Pembinaan Imam Shalat
Diberikan bagi kelas X, dan
seleksi imam masjid pada awal kelas XI. Ditujukan agar para siswa mempunyai
bekal yang cukup untuk menjadi imam shalat di masyarakat. Setelah terpilih para
imam masjid, mereka diberi kesempatan untuk menjadi imam pada shalat fardhu.
9. Pembinaan Khatib Jum'at
Untuk memberikan kesempatan
tampil di masyarakat, peserta didik kelas XI dan XII khususnya dibimbing untuk
menjadi khotib Jumat di Masjid pada jadwal-jadwal yang telah ditentukan. Mereka
dilatih dan dibimbing terlebih dahulu oleh para guru sebelum tampil di mimbar.
Satu orang peserta didik mendapat kesempatan minimal satu kali untuk tampil di
mimbar.
10. Taushiah
Taushiah adalah kegiatan
tentantif, yang diberikan kepada peserta didik dalam kondisi-kondisi yang
mengharuskan adanya ceramah agama dan tuntunan. Kegiatan ini dilaksanakan di
masjid, yang diberikan oleh pimpinan madrasah dan guru agama. Terjadwal minimal
diadakan satu kali dalam dua pekan.
11. Pengajian Pegawai
Pengajian ini dilaksanakan satu
kali dalam satu pekan. Dimungkinkan satu kali dalam sebulan mengundang
narasumber dari luar. Kegiatan diadakan untuk mendukung dan memberikan contoh
kepada peserta didik tentang arti penting mencari ilmu